Nama : Truly Sela Herningsih
NPM :
2020159007
Tujuan :
Mahasiswa dapat memahami konsep pusat pertanggungjawaban dan
bagaimana
penerapannya
Materi :
Resume Pertemuan ke 4 - PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN
1. Pusat Pendapatan
2. Pusat Biaya
3. Pusat Administrasi dan Pendukung
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan
5. Pusat Pemasaran
Mata Kuliah :
Sistem Pengendalian Manajemen
Dosen :
Wirman, SE., M.Si.
Sumber :
Buku Management Control System (Sistem Pengendalian Manajemen)
Karya :
Robert N. Anthony, Vijay Govindarajan
PUSAT
PERTANGGUNG JAWABAN
PENDAHULUAN
Dalam proses pengendalian terdapat karakteristik
organisasi yang cukup mempengaruhi, yaitu dengan berfokus pada :
1)
Berbagai jenis
pusat tanggung jawab
2)
Teknik yang
penting untuk pengendaliannya, dan
3)
Ukuran yang
diperlukan untuk evaluasi kinerja para manajer yang bertanggung jawab atas
pusat-pusat tersebut.
Pusat tanggung jawab merupakan struktur sistem
pengendalian dan pemberian tanggung jawab kepada subunit organisasi harus
mencerminkan strategi organisasi. Bab ini meninjau pertimbangan yang terlibat
dalam memberikan tanggung jawab finansial (biaya, pendapatan, laba dan aktiva)
pada subunit organisasi.
PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Pusat tanggung jawab merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang dilakukan. Pusat – pusat
tanggung jawab dalam sebuah perusahaan atau organisasi membentuk suatu hierarki
yang dikenal dengan istilah unit – unit dalam perusahaan.
SIFAT PUSAT TANGGUNG JAWAB
Fungsi dari berbagai pusat tanggung jawab dalam
perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi untuk mencapai cita – cita
perusahaan. Cara kerja setiap pusat tanggung jawab adalah :
1)
Menerima masukan (input)
dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja dan jasa – jasa (sumber daya yang
digunakan diukur dari biayanya.
2)
Menggunakan modal
kerja kapital (persediaan, piutang, peralatan dan aktiva lainnya) pusat
tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam mengolah input,
kemudian
3)
Menghasilkan
output baik yang berwujud seperti barang atau yang tidak berwujud seperti jasa.
Produk-produk yang dihasilkan kemudian dapat di
serahkan ke pusat tanggung jawab atau unit lain, dapat juga di lempar ke pasar
sebagai output organisasi secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang
diperoleh dari proses penyediaan output.
HUBUNGAN ANTARA INPUT DAN
OUTPUT
Manajemen bertanggung jawab atas hubungan input dan output agar tetap
optimal. Pengendaliannya berfokus pada penggunaan input minimum yang dibutuhkan
untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu
yang benar, tepat waktu dan sesuai dengan jumlah yang diminta.
MENGUKUR INPUT DAN OUTPUT
Uang merupakan penyebut umum yang
memungkinkan nilai dan berbagai sumber daya yang beragam untuk digabungkan dan
dikombinasikan. Nilai uang dari input tertentu biasanya di hitung dengan
mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit (yaitu jumlah jam kerja
dikalikan dengan tarif per jam nya). Jumlah moneter yang dihasilkan dari
perhitungan tersebut disebut sebagai “biaya”.
Biaya adalah suatu
ukuran moneter dari jumlah sumber daya yang digunakan oleh suatu pusat tanggung
jawab.
EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
Konsep input, output dan biaya bisa digunakan untuk
menjelaskan makna dari efisiensi dan efektivitas, yang merupakan
dua kriteria dengan mana kinerja pusat tanggung jawab di nilai.
Efisiensi adalah rasio output terhadap input atau jumlah output per unit
input. Pusat tanggung jawab A lebih efisien daripada pusat tanggung jawab B (1)
jika menggunakan jumlah sumber daya yang lebih sedikit daripada pusat tanggung
jawab B, namun memproduksi jumlah output yang sama, atau (2) menggunakan jumlah
sumber daya yang sama namun memproduksi jumlah output lebih besar.
Dibandingkan dengan efisiensi, yang ditentukan oleh hubungan antara
input dan output, efektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang
dihasilkan oleh suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Semakin besar
output yang dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit
tersebut. Efektivitas cenderung dinyatakan dalam istilah – istilah yang
subjektif dan nonanalitis, contohnya “Kinerja kampus A adalah yang terbaik,
tetapi kampus B telah agak menurun dalam tahun – tahun terakhir.
Efisiensi dan efektivitas
berkaitan satu sama lain, setiap pusat tanggung jawab harus efisien dan
efektif dimana organisasi harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimal.
Secara ringkas, suatu pusat tanggung jawab akan bersifat efisien jika
melakukan sesuatu dengan tepat, dan akan bersifat efektif jika melakukan
hal-hal yang tepat.
·
PERANAN LABA
Tujuan utama dari setiap
perusahaan yang berorientasi pada laba adalah memperoleh laba yang memuaskan.
Oleh karena itu laba merupakan tolok ukur yang penting atas efektivitas. Laba
merupakan selisih antara pendapatan (ukuran output) dan biaya (ukuran input),
laba juga merupakan ukuran efisiensi. Dengan demikian, laba mengukur baik
efektivitas maupun efisiensi.
JENIS-JENIS PUSAT
TANGGUNG JAWAB
Ada empat jenis pusat
tanggung jawab, digolongkan menurut sifat input dan/atau output moneter yang
diukur untuk tujuan pengendalian :
1) Pusat pendapatan, yaitu mengukur output secara moneter
2) Pusat beban, yaitu mengukur input
3) Pusat laba, yaitu mengukur baik pendapatan (output)
maupun beban (input)
4) Pusat investasi, yaitu mengukur kaitan antara laba dan
investasi
Masing – masing pusat tanggung jawab tersebut membutuhkan perencanaan
dan sistem pengendalian yang berbeda.
1.
PUSAT
PENDAPATAN
Di pusat pendapatan, suatu output (pendapatan) diukur
secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk
mengaitkan input (beban atau biaya). Dengan kata lain, jika beban dikaitkan
dengan pendapatan, maka unit tersebut akan menjadi pusat laba.
2.
PUSAT BEBAN
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya
diukur secara moneter, namun outputnya tidak. Ada dua jenis umum dari pusat
beban, yaitu Pusat Beban Teknik dan Pusat Beban Kebijakan yang saling
berkaitan. Biaya Teknik adalah biaya – biaya yang jumlahnya secara
“tepat” dan “memadai”dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar seperti
biaya pabrik untuk tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, komponen,
perlengkapan dan keperluan-keperluan. Biaya Kebijakan (disebut juga
biaya yang dikelola) adalah biaya yang tak tersedia estimask tekniknya.
A. PUSAT BEBAN TEKNIK
Pusat beban teknik memiliki ciri – ciri sebagai
berikut :
1)
Input – inputnya
dapat diukur secara moneter
2)
Input – inputnya
dapat diukur secara fisik
3)
Jumlah dolar
optimum dan input yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit output dapat
ditentukan.
Pusat beban
teknik biasanya ditemukan dalam operasi manufaktur. Pergudangan, distribusi, pengiriman
dengan truk, dan unit-unit serupa dalam organisasi pemasaran bisa digolongkan
ke dalam pusat beban teknik.
Di suatu
pusat beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit,
mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoritis
dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang di ukur.
Pusat beban
teknik mempunyai beberapa tugas penting lain yang tidak di ukur dengan biaya
saja, seperti “para pengawas bertanggung jawab atas mutu produk dan volume
produksi serta efisiensi”. Oleh sebab itu jenis maupun volume produksi
ditentukan dan standar kualitasnya ditetapkan, sehingga biaya produksi tidak
ditekan dengan mengorbankan mutu produk.
Para manajer
dari pusat beban teknik juga bertanggung jawab atas aktivitas – aktivitas lain
seperti pelatihan dan pengembangan pegawai yang tidak berhubungan dengan
produksi sekarang.
B. PUSAT BEBAN KEBIJAKAN
Pusat beban kebijakan meliputi unit – unit
administratif dan pendukung (seperti akuntansi, hukum, hubungan industrial,
hubungan masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang dan hampir semua
aktivitas pemasaran. Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur secara
moneter.
Istilah kebijakan mencerminkan keputusan pihak
manajemen berkaitan dengan :
1) Apakah akan menyamai atau melampaui upaya-upaya
pemasaran yang dilakukan oleh pesaing
2) Tingkat pelayanan yang harus diberikan perusahaan
kepada para konsumen
3) Jumlah uang yang akan dikeluarkan dalam aktivitas
litbang
4) Perencanaan keuangan
5) Hubungan Masyarakat, dan lain sebagainya
C. CIRI – CIRI PENGENDALIAN UMUM
ü PENYUSUNAN ANGGARAN
Manajemen membuat keputusan anggaran untuk pusat beban
kebijakan yang terpisah dari pusat beban teknik. Selanjutnya manajemen
menentukan apakah anggaran operasi yang di ajukan bisa mencerminkan biaya per
unit dari pelaksanaan tugas secara efisien. Fungsi perencanaan bagi pusat
pengeluaran tidak direncanakan biasanya dijalankan dengan memilih satu diantara
dua cara, yaitu :
1)
Penganggaran Inkremental/tambahan
(Incremental Cost)
Diawali dengan tingkat biaya sekarang dari pusat beban
kebijakan, lalu disesuaikan dengan tingkat inflasi, perubahan-perubahan beban
pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan khusus dan biaya dari berbagai pekerjaan
yang dapat dibandingkan dalam unit-unit yang sama. Cara ini memiliki 2
kelemahan yaitu anggaran tambahan yang diterima tidak dikaji ulang selama
proses pembuatan anggaran dan cenderung membuat biaya overhead meningkat.
2)
Penilaian berbasis
nol (Zero – Base Review)
Membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban
kebijakan pada jadwal yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau
setidaknya sekali setiap lima tahun. Tinjauan ini mencoba untuk memastikan dari
nol sumber – sumber yang sebenarnya dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
aktivitas. Kelemahan dari cara ini adalah memakan waktu yang cukup lama yang
dapat menghambat pekerjaan lain yang lebih penting sehingga biasanya menjadi
trauma bagi seorang manajer yang akan di tinjau, oleh sebab itu penilaian ini
jarang di gunakan).
Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat
anggaran untuk pusat beban kebijakan disebut manajemen berdasarkan tujuan
(management objective), yaitu suatu proses formal dimana pembuat anggaran
mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran yang
akan dipakai dalam evaluasi kinerja.
ü VARIASI BIAYA
Dalam membuat anggaran untuk pusat beban kebijakan,
para manajer cenderung untuk menyetujui perubahan yang terkait dengan perubahan
volume penjualan yang diantisipasi, misalnya mengizinkan untuk menambah tenaga
kerja jika volume penjualan bergerak naik dan untuk mengurangi tenaga kerja
jika volume penjualan sedang menurun.
ü JENIS PENGENDALIAN KEUANGAN
Tujuan utama dari pusat beban kebijakan adalah untuk
mengendalikan biaya dengan mengikutsertakan para manager guna berperan serta
dalam perencanaan, bersama-sama mendiskusikan Langkah apa yang akan diambil,
dan tingkat usaha yang bagaimana yang tepat. Dengan demikian, pengendalian
keuangan menjadi hal pokok yang dibahas pada tahap perencanaan sebelum biaya
tersebut terjadi.
ü PENGUKURAN KINERJA
Dalam pusat beban kebijakan, laporan keuangan bukan
merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Pengendalian secara menyeluruh terhadap pusat beban kebijakan dicapai dengan
mengukur kinerja nonfinansial. Sebagai contoh indikasi atas kualitas pelayanan
terbaik untuk beberapa pusat beban kebijakan mungkin berupa opini dari para
penggunanya.
3.
PUSAT
ADMINISTRATIF DAN PENDUKUNG
Pusat administratif meliputi manajemen senior
korporat dan manajemen unit bisnis serta para manajer unit-unit pendukung.
Pusat pendukung merupakan unit-unit yang menyediakan layana kepada pusat
tanggung jawab.
A. PERMASALAHAN DALAM PENGENDALIAN
Kesulitan dalam mengukur output dan kurangnya
keselarasan cita-cita akan langsung berdampak pada ukuran kesejahteraan
perusahaan.
1) KESULITAN DALAM PENGUKURAN OUTPUT
Dalam aktivitas lain output yang utama adalah saran
dan layanan, yang tidak mungkin dikuantifikasikan maupun dievaluasi. Karena
output tidak dapat diukur maka tidak mungkin untuk menetapkan standar biaya sebagai
tolok ukur untuk pengukuran kinerja keuangan. Dengan demikian, varians anggaran
tidak dapat diinterpretasikan sebagai gambaran dari kinerja yang efisien atau
tidak efisien.
2)
TIDAK ADANYA
KESELARASAN CITA – CITA
Umumnya para manajer administratif berusaha keras
untuk mencapai keunggulan fungsional, namun kenyataannya, sebagian besar
bergantung pada bagaimana seseorang mendefinisikan keunggulan. Meskipun para
staf mungkin ingin mengembangkan system, program atau fungsi yang “ideal”, namun sesuatu yang ideal
mungkin terlalu mahal relative terhadap tambahan laba yang mungkin akan
dihasilkan dari kesempurnaan tersebut.
B. PENYUSUNAN ANGGARAN
Anggaran yang diajukan untuk pusat administratif
maupun pusat pendukung biasanya terdiri dari suatu daftar pos-pos beban.
Beberapa perusahaan meminta penyajian yang mencangkup Sebagian atau semua
komponen di bawah ini :
ü Bagian yang membahas biaya pokok dari suatu pusat administratif
atau pendukung, termasuk biaya untuk “tetap berada dalam bisnis (being in
business)”di tambah biaya-biaya untuk aktivitas-aktivitas yang secara
intrinsik diperlukan.
ü Bagian yang membahas aktivitas kebijakan dari pusat
administratif atau pendukung, termasuk deskripsi dari tujuan biaya dan estimasi
biaya dari setiap tujuan.
ü Bagian yang menjelaskan semua pengajuan penambahan
dalam anggaran di luar inflasi.
4.
PUSAT
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. PERMASALAHAN DALAM PENGENDALIAN
1) Kesulitan dalam menghubungkan hasil yang diperoleh
dengan input
Hasil dari aktivitas penelitian dan pengembangan
sangat sulit diukur kuantitasnya. Kaitan antara output dengan input sangat
sukar untuk dinilai per tahun karena “produk”akhir dari litbang bisa melibatkan
usaha selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, input yang dicantumkan dalam
anggaran tahunan bisa jadi tidak memliki kaitan apapun dengan output. Bahkan
Ketika di evaluasi sifat teknis dari litbang bisa saja menggagalkan usaha
manajemen untuk mengukur efisiensi.
2) Tidak adanya keselarasan cita-cita
Manajer penelitian pada hakikatnya ingin membangun
organisasi penelitian yang terbaik, meskipun barangkali lebih mahal dari apa
yang bisa didanai oleh perusahaan, kemudian orang-orang yang bekerja di bidang
penelitian sering tidak mempunyai pengetahuanuang memadai (atau tertarik)
mengenai bisnis untuk menentukan arah kebijakan dalam sektor penelitian secara
optimal.
B. RANGKAIAN KESATUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian dasar merupakan titik awal dan pengujian produk
merupakan titik akhir. Penelitian dasar memiliki dua ciri yaitu :
1) Tidak terencana, dimana pihak manajemen hanya membuat
keputusan secara umum mengenai bagian yang harus dieksplorasi, dan
2) Seringkali ada tenggang waktu yang lama antara dimulainya
penelitian dengan pengenalan produk baru yang berhasil.
C. PROGRAM LITBANG
Program litbang terdiri dari serangkaian program
ditambah kelonggaran untuk pekerjaan yang tidak direncanakan, hal tersebut
biasanya ditinjau setiap tahunnya oleh manajer senior yang kemudian membuat
keputusan yang luas mengenai proyek-proyek yang akan dikerjakan, mana yang akan
diperluas, mana yang akan dipangkas maupun di hentikan dan tentu saja bersifat
subjektif.
Program penelitian ditentukan bukan dengan cara
menghitung seluruh jumlah dari proyek yang disetujui melainkan dengan cara
membagi “kue penelitian”menjadi irisan-irisan yang tampaknya paling bernilai.
D. ANGGARAN TAHUNAN
Suatu perusahaan yang telah memutuskan suatu program
litbang berjangka panjang dan telah menjalankan program ini dengan sistem
persetujuan proyek, akan lebih mudah dalam menyusun anggaran litbang per tahun
dengan melibatkan metode “kalenderisasi” atas pengeluaran yang diperkirakan
selama periode anggaran.
E. PENGUKURAN KINERJA
Manajemen menerima dua jenis laporan mengenai
kegiatan-kegiatan litbang. Jenis laporan yang pertama membandingkan prediksi
terakhir mengenai total biaya dengan jumlah yang disetujui untuk masing-masing
proyek, yang kedua terdiri dari perbandingan antara pengeluaran aktual di
masing-masing pusat tanggung jawab. Pelaporan tersebut tidak memberikan
informasi mengenai efektivitas dari kegiatan penelitian kepada manajemen, namun
perangkat utama yang digunakan dalam mengevaluasi efektivitas proyek adalah
diskusi tatap muka.
5.
PUSAT
PEMASARAN
A. AKTIVITAS LOGISTIK
Aktivitas logistik adalah aktivitas-aktivitas yang
terlibat dalam memindahkan barang dari perusahaan ke pelanggan dan mengumpulkan
piutang yang jatuh tempo dari para pelanggannya. Aktivitas ini mencangkup
transportasi ke pusat distribusi, pergudangan, pengapalan dan pengiriman,
pengajuan rekening dan aktivitas yang terkait dengan fungsi kredit dan
penagihan piutang.
B. AKTIVITAS PEMASARAN
Aktivitas pemasaran adalah aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh pesanan. Aktivitas ini meliputi uji
pemasaran, pembentukan, pelatihan dan pengawasan terhadap tenaga penjualan (sales
force), periklanan dan promosi penjualan, yang seluruhnya memiliki
karakteristik-karakteristik yang menimbulkan permasalahan pengendalian
manajemen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar