Lagi-lagi, aku menginap di rumah mama mertua ku.
Seperti biasa kalau malam aku tidur di dekat ibu mertuaku dan mba imah.
Bersiap kalau-kalau malam mama mertuaku harus ganti pampers.
Kakak iparku, mba septi tidur di kamarnya dengan pintu tertutup seperti biasa.
Awali, suamiku tidur di kamar ibunya seperti biasa.
Tidak ada yang boleh mengganggu tidur anak-anaknya, kasarnya begitu.
Karena kalau aku membangunkan awali saat aku kesulitan, mama mertuaku selalu bilang "jangan bangunin awal, biarin dia tidur" dengen mata melotot ke arahku.
Jam 11 ganti pampers
Jam 12 ganti pampers, saat aku terbangun, ada mba septi yg membantu mba imah untuk ganti pampers mama mertuaku. Setelah selesai mba Septi kembali masuk kamar.
Jam 1 minta minum tapi mungkin mba imah dah aku terlalu pulas, tidak mendengar dia memanggil.
Panggilan kedua, kami bangun berdua dan mba imah bergegas mengambil gelas minum, saat itu aku lihat mama mertuaku mengangkat tangannya seolah mau menampar imah.
Sontak aku berkata sedikit lantang "Jangan ma !"
Awali terbangun, tp tidak keluar kamar.
Aku wa awali. Aku bilang apa yg terjadi saat itu.
Paginya awali meminta mba imah untuk tidur istirahat karena malamnya tidurnya tdk nyenyak.
Awali juga mencoba menasehati mamanya.
"Ma, jangan sampe kita dzolim sama orang"
Respon mamanya sangat bikin kita geleng-geleng kepala
"Astaghfirullah kamu nuduh mama dzolim, mama ngga dzolim wal"
Panjang lebar perdebatan Awali dengan mamanya.
Kemudian mama mertuaku menghampiri ku, dia bilang "Sel awal bilang mama dzolim, kamu jangan percaya ya mama bukan orang jahat"
Aku mencoba jelaskan "Awal cuma nasehati ma, engga nuduh"
Apa jawabannya ?
"Terlalu tajam menasehati begitu, mama ni kan orang tua, kasih tau lah suamimu"
Aku jawab
"Coba mama bilang sendiri itu kan anak mama"
Kalimat andalan pun keluar
"Yauda udah, abis ini kamu pada pulang aja sana"
Seketika raut wajah meminta di kasihani saat dia mengaku dirinya tidak jahat, berubah menjadi raut wajah orang paling jahat yang aku temui seumur hidupku. Ya wajah ibu mertuaku saat dia bilang "pulang sana!".
Perkara, aku dan awali meminta mba imah untuk tidur, istirahat karena malam dia kurang tidur.
Ibu mertuaku tidak mau imah tidur, imah itu selalu di marahi kalau tidur.
Kata mama mertuaku "imah di bayar buat jagain mama bukan buat tidur"
Emang imah robot apa ? Belom lagi imah juga terkadang di jambak, di rendahkan keluarganya oleh mama mertuaku. Benar-benat bicara sudah se enak jidatnya. Orang lain dipaksa untuk menjaga perasaan mama mertuaku, sementara dia dengan dalih sudah tua dan sakit-sakitan jadi kalo ngomong apa adanya, harus maklum.
Dia bilang sudah tidak suka sama imah, udah sakit hati.
Aku buka kesalahannya "lupa mama pernah nyembur imah, emang imah ga sakit hati?"
Kemudian dia membuang muka, ada adegan pura-pura pingsan yang kami diamkan sampai ibu mertuaku bangun sendiri dan marah-marah sendiri kareba tidak di hiraukan dia pura-pura pingsan.
Astaghfirullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar